Tuesday, July 24, 2012

AFS

Profil Organisasi
AFS adalah salah satu organisasi relawan berbasis komunitas yang tertua dan terbesar di dunia yang merupakan sebuah organisasi nonprofit bentukan Amerika. AFS berawal dari American Field Sevice, sebuah kesatuan relawan asal Amerika yang berinisiatif menjadi supir ambulans untuk mengangkut korban perang dunia pertama dan kedua. Setelah masa tugas mereka dalam perang berakhir, para supir ambulans ini kembali pulang dan mereka mulai memikirkan upaya-upaya untuk perdamaian. Mereka percaya bahwa apabila para pemuda di dunia dapat saling memahami sesamanya, mengenal dan menghargai perbedaan masing-masing, maka mereka dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan damai. Program pertukaran yang dimulai oleh para supir ambulans AFS hingga kini mempertemukan keluarga, sekolah dan komunitas di lebih dari 60 negara.
Saat ini, jaringan AFS meluas dan memiliki mitra organisasi di lebih dari 50 negara dan melibatkan hampir 11000 pelajar, pemuda dan guru setiap tahunnya. Sejak 1947 lebih dari 325.000 individu dan keluarga angkat dengan jumlah yang kurang lebih sama telah memperoleh pengalaman AFS. Jumlah pendukung AFS bahkan telah mencapai ratusan ribu orang. AFS memiliki komitmen untuk terus menjadi yang terdepan dalam upaya mempromosikan perdamaian dan sikap toleransi melalui pembelajaran antarbudaya.
Salah satu mitra dari AFS adalah Bina Antarbudaya (the Indonesian Foundation for Intercultural Learning) yang sangat membantu AFS Intercultural Program, didirikan pada tangal 2 Mei 1985 oleh Taufik Ismail, Tanri Abeng, Irid Agoes, Kartono Mohammad, dan Sophie Gunawan Satari. Lahir bertepatan dengan hari pendidikan nasional, Bina Antarbudaya mengambil posisi sebagai organisasi pendidikan di saat kebutuhan terhadap pengenalan budaya lain sangat diperlukan dalam interaksi global.
Program tersebut mempunyai misi turut mewujudkan perdamaian dunia dan bertujuan menciptakan internasional melalui program pertukaran dan pendidikan antarbudaya. Mereka yang hidupnya tersentuh oleh program-program yang tersedia oleh AFS Interculture Program diharapkan dapat menjadi pemimpin yang secara aktif mewujudkan perdamaian dunia dan kerjasama antarbangsa dalam bidang kerja masing-masing. Selain itu dalam program ini berprinsip tidak membedakan agama, ras, pendidikan, latar belakang sosial, ekonomi ataupun kelompok kepentingan tertentu.
Beasiswa AFS sendiri diberikan setelah para kandidat melalui tiga tahab seleksi. Seleksi pertama adalah seleksi administrasi menyangkut surat-surat dari sekolah serta laporan prestasi para kandidat. Seleksi tahab kedua adalah tes pengetahuan umum yang meliputi bahasa inggris, pengetahuan umum, dan essay. Pada proses akhir lebih ke psikotes.
Uniknya, peserta pun setelah terpilih akan diberikan kursus bahasa singkat sesuai dengan negara yang dituju. Satu hal lagi, karena organisasi ini merupakan organisasi nonprofit, tidak ada pungutan biaya sedikitpun dalam keseluruhan program penjaringan peraih beasiswa. Para peraih beasiswa pun mendapat jaminan hidup dan sekolah selama satu tahun penuh, dibiayai oleh pemerintah Amerika serikat.

Tujuan AFS Interculture Program
Berusaha mempersiapkan calon pemimpin masa depan yang lebih peka paham dan peduli pada lingkungan sekitar. Melalui interaksi dewngan masyarakat negara lain peserta dapat berbagi, berkomunikasi, menghargai dan mencintai satu sama lain diatas segala perbedaan. Kelak diharapakan mereka menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang menghargai perbedaan, menjungjung tinggi perdamaian dan persahabatan, membangun hubungan yang positif dan sinergi antarindividu, antarmasyrakat dan antarbangsa dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.
Bina Antarbudaya memberikan kesempatan bagi para siswa Indonesia untuk dapat tinggal dan belajar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek di berbagai negara antara lain Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Italia, Jepang, Jerman, Norwegia, Prancis dan Swiss.
AFS Year Program
Program AFS sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956. Hingga saat ini AFS telah menukarkan lebih dari 220.000 peserta program dari 54 negara di dunia. Program pertukaran pelajar AFS ini dilakukan dalamn rangka menciptakan saling pengertian dan persahabatan agar terwujud perdamaian dunia.
Program ini memberikan kesempatan bagi para pesertanya untuk belajar tentang hidup dan diri sendiri. Pengalaman yang didapat selama program akan memperkuat kemampuan berbahasa, pengembangan karakter pribadi dan ketrampilan kepemimpinan.
Bina Antarbudaya selalu mengirimkan siswa-siswi terpilih dari seluruh Indonesia untuk mengikuti pertukaran antarbudaya ke manca negara. Sudah lebih dari 200 siswa Indonesia yang dikirim melalui program AFS.
Periode pendaftaran : April-Mei
Periode program : Maret*-Februari**
Untuk tujuan Jepang : Agustus*-Juni**
Untuk negara tujuan Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Italia, Jerman, Norwegia, Prancis dan Swiss.
Kami juga membuka kesempatan seluas-luas bagi kamu yang ingin berpartisiapsi sebagai relawan dalam upaya pro-perdamaian guna membantu mewujudkan perdamaian dunia.
YES program
Youth Exchange and Studi (YES) program adalah program beasiswa penuh yang diberikan oleh masyarakat Amerika Serikat dengan masyarakat negara-negara bermayoritas muslim. Pelajar dari Mesir, Indonesia, Malaysia, Filipina, Turki, India, Saudi Arabia, Ghana dan Thailand akan tinggal dengan keluarga angkat bersekolah dan mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah maupun masyarakat di Amerika.
Program YES ini lebih menekankan pada pengembangan ketrampilan kepemimpinan peserta. Siswa diharapkan dapat menjadi duta bangsa yang menjembatani masyarakat Amerika untuk lebih mengenal Indonesia juga sebaliknya sehingga timbul persahabatan dan saling pengertian antara kedua bangsa, ini merupakan modal dasar dalam upaya mewujudkan dunia yang lebih damai bagi semua.
Program YES di Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 2003 dan saat ini sudah ada sekitar 300 alumni baik dari sekolah umum maupun poesantren. Menariknya program YES juga memberikan kesempatan bagi siswa yang memiliki keterbatasan/cacat untuk mengikuti program.
Periode pendaftaran : April-Mei
Periode program : Agustus*-Juni**
JENESYS Program
The Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths(JENESYS) adalah program persahabatan Jepang dengan negara-negara di kawasan asia timur yang bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling pengertian di antara para remaja yang merupakan generasi penerus yang akan berperan penting di masa yang akan datang.
Setiap tahunnya pemerintah Jepang mengundang para pemuda dari negara-negara ASEAN (Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipines, Singapore, Thailand dan Vietnam), Australia, Cina, India, Selandia Baru dan Korea untuk mengunjungi tempat dan kota yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, sosial budaya Jepang.
Program JENESYS ini terdiri atas dua jenis yaitu program JENESYS jangka pendek (dua minggu) yang diberangkatkan pada bulan Desember dan JENESYS year program (sebelas bulan ) diberangkatkan pada bulan Maret.
Program Jenesys jangka pendek juga memberikan kesempatan kepada guru atau kepala sekolah SMA/sederajat untuk berangkat bersama-sama para pelajar ke Jepang. Kesempatan yang sangat baik bagi para pendidik Indonesia untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat Jepang dan belajar dari komunitas pendidikan di Jepang.
Periode pendaftaran : April-Mei
Periode prrogram : Desember(Untuk short program)
Maret*-Februari**(Untuk jenesys year program)
Keterangan :
*tahun berikutnyta
**setahun kemudian

Manfaat Mengikuti Program
Selama mengikuti program akan menghadapi hal baru, yang sangat berbeda dari yang biasa dihadapi di tanah air. Hal ini melatih diri untuk lebih peka dan paham serta peduli akan lingkungan sekitar. Dengan sendirinya pola pikir kreatif, kemandirian dan kepercayaan diri akan berkembang.
Jauh dari orangtuamu akan melatih kemandirianmu dalam mengatasi masalah dan mengambil keputusan secara lebih obyektif.

Setelah selesai mengikuti program
 Memiliki wawasan yang lebih luas
 Memiliki kemampuan berpikir kritis dan obyektif
 Menghargai perbedaan, yang mencakup perbedaan pola pikir dan cara hidup.
 Timbulnya rasa cinta tanah air dan nasionalisme justru setelah melihat negeri sendiri dari sudut pandang lain.

Di masa yang akan datang
 Pengalaman antarbudaya akan membantu dalam kehidupan studi dan karir di masa yang akan datang.
 Menjadi orang yang peduli pada masyarakat di lingkungan sekitar dan melakukan upaya-upaya dalam membuat perubahan yang baik dengan cara damai.
 Menularkan rasa cinta dan damai dalam masyarakat.

Persyaratannya mengikuti AFS
 Siswa SLTA
 Umur 15-16 tahun dan duduk di bangku kelas 1(satu) saat mendaftar.
 Aktif berorganisasi dan berprestasi dalam beberapa kegiatan.
 Warga Negara Indonesia
 Sehat jasmani dan rohani.
 Mengikuti dan lulus proses seleksi bertahap.
 Mendapat izin dari orang tua dan sekolah.


Program PR AFS Yogyakarta 2008
Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, AFS Yogyakarta juga memiliki kepengurusan AFS tersendiri yang nantinya di tiap akhir kepengurusan akan memberikan laporan akhir tahun kepada pengurus AFS pusat di Jakarta.
Program utama AFS Yogyakarta seperti halnya AFS di propinsi lain adalah pemberian beasiswa bagi sejumlah siswa sekolah menengah umum baik negeri maupun swasta di area DIY-JATENG.
Di bagian kehumasan, tugas utama PR AFS lebih kepada publikasi program-program AFS. Dalam hal ini PR officer AFS melakukan publikasi melalui media serta terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan AFS dan program beasiswa.

A. Publikasi melalui Media Massa
Pekerjaan PR paling awal di AFS adalah publikasi program beasiswa AFS melalui media massa. Dalam hal ini, AFS menggunakan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat sebagai patner publikasi mereka.
Sayangnya, hingga kini info program beasiswa AFS masih di tempatkan di kolom surat pembaca. Namun demikian, menurut Lituhayu, publikasi lewat koran Kedaulatan Rakyat ini cukup memberi hasil positif. Terbukti dari pengakuan sejumlah peserta yang mengaku mendapat informasi mengenai AFS dari koran KR.
Selain memanfaatkan kolom surat pembaca di Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, AFS Yogyakarta juga memiliki site tersendiri yang bisa diakses jika kita membuka website AFS pusat. Lewat site ini, AFS Yogyakarta mengumumkan setiap kalender event yang akan mereka adakan.

B. Kunjungan Sekolah
Kunjungan ke sekolah-sekolah secara tidak langsung untuk memperkenalkan AFS dan programnya juga merupakan pekerjaan yang dihandle langsung oleh bagian PR. Kunjungan ini dilaksanakan di beberapa sekolah di daerah Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah.
Kekuarangan program ini adalah tidak begitu terjangkaunya seluruh sekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Seringkali, kunjungan ke beberapa sekolah batal. Dan selain itu program ini hanya bisa menjangkau sekolah-sekolah di kawasan perkotaan saja sedangkan sekolah-sekolah pedesaan yang juga memiliki banyak kandidat peraih beasiswa tidak mendapatkan kesempatan.
Target dari program ini sebenarnya adalah keseluruhan siswa sekolah menengah atas di seluruh wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Akan tetapi, program ini terkadang tidak sesuai target dikarenakan keterbatasan-keterbatasan tertentu.

C. Publication Package
Publication package adalah program baru yang digagas oleh Lituhayu selaku PR Officer AFS. Publication package merupankan jawaban atas masalah tidak terjangkaunya sebagian sekolah.
Publication package merupakan bentuk publikasi AFS secara tertulis yang nantinya dikirim ke seluruh sekolah sekolah di dareah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Untuk bagian ini, Lituhayu bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Indonesia untuk mendata setiap sekolah yang berada di Yogyakarta dan Jawa tengah, agar tidak ada satu SMU yang terlewatkan.
Publication package dibuat serinci mungkin sebagai panduan bagi sekolah-sekolah mengenai program beasiswa AFS. Menurut Lituhayu, publication package terbukti mampu membantu AFS menjaring peserta beasiswa dari wilayah-wilayah pedesaan.
Sebagai pelengkap dari program-program publikasi sebelumnya, target dari program publication package ini adalah seluruh siswa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tidak hanya wilayah yang mudah dijangkau tetapi juga di sebagian wilayah yang sulit dijangkau.

D. Maintaining Relatioship with Alumni
Ini merupakan pekerjaan PR yang lebih bersifat internal dan untuk itu bagian PR AFS bekerja sama dengan bagian HRD.
PR team AFS mengadakan sejumlah acara dalam rangka mempererat hubungan antarelemen yang pernah bergabung dengan AFS. Misalnya saja, diadakan rekreasi antara pengurus AFS tahun ini dengan penguus tahun sebelumnya.
Target utama program ini adalah untuk mempertahankan hubungan baik antara pengurus AFS dengan alumni juga dengan mereka-mereka tyang dulunya memperoleh beasiswa AFS namun tidak aktif sebagai pengurus.
Kegiatan PR
Rencana
Tiap program PR AFS selalu dibahas bersama seluruh pengurus AFS di awal kepegurusan. Di tahab awal ini, masing-masing divisi, termasuk divisi PR akan mengajukan program mereka dan untuk kemudian dibahas bersama seluruh pengurus dalam rapat akbar.
Model seperti ini memungkinkan adanya sharing pendapat mengenai cara yang terbaik untuk tiap program yang diajukan. Karena diputuskan bersama-sama, seringkali jika terjadi ketidaktepatan cara yang digunakan atau program yang dijalankan, kesalahan tidak akan hanya ditimpakan pada divisi PR di AFS.
Biaya di peroleh keseluruhan dari Amerika yang berasal dari donatur-donatur yang bersedia menyisihkan dananya untuk pendidikan dan perdamaian dunia. Selanjutnya akan diturunkan kepada AFS pusat di Indonesia dan dibagi-bagikan ke seluruh Indonesia. Di Yogyakarta sendiri sudah di tetapkan berapa besar untuk kegiatan PR hanya saja PRO harus membuat perencanaan dalam pelaksanaan AFS pada suatu tahun, tetapi bentuk sejenis proposal pengajuan dana ini tidak seformal pada organisasi lain, hanya berisi program apa yang akan dijalankan dan estimasi dana. Lalu hal itu dipresentasikan di depan pengurus AFS yang lain unuk disetujui dan selanjutnya dicairkan dananya untuk segera melaksanakan program yang telah dicanangkan.
Karena ada masalah mengenai kurang tentramnya dunia mengenai isu perdamaian dunia yang terlihat dari banyaknya perang yang ada maka terciptalah suatu tujuan untuk berusaha mempersiapkan calon pemimpin masa depan yang lebih peka paham dan peduli pada lingkungan sekitar. Melalui interaksi dengan masyarakat negara lain peserta dapat berbagi, berkomunikasi, menghargai dan mencintai satu sama lain di atas segala perbedaan. Kelak diharapkan mereka menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang menghargai perbedaan, menjunjung tinggi perdamaian dan persahabatan, membangun hubungan yang positif dan sinergi antarindividu, antarmasyrakat dan antarbangsa dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kesahteraan umat manusia. Maka di tetapkanlah suatu strategi yaitu merencanakan pengadaan AFS Interculture program, program kebudayaan atau pertukaran budaya yang didasari pendidikan.
Untuk melancarkan program tersebut maka digandenglah Surat Kabar Kedaulatan Rakyat khusus wilayah Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengenalkan AFS dan program-program yang ada.
Action strateginya atau stategi tindakan yang nyata dan bermanfaat disusun dengan membuat publik aware terhadap AFS dan program-programnya tersebut dengan mendatangi sekolah-sekolah tapi belum sepenuhnya dapat didatangi karena kendala lokasi, waktu dan biaya. Oleh karena itu pada tahun ini tepatnya bulan Maret diadakan program baru dalam membuat mereka mengetahui semua mengenai AFS yang dirasa lebih efektif dan efisien. Strategi tindakan tidak terlepas dari kebutuhan sumber daya yang tidak sedikit maka sumber daya di dapat dari orang-orang yang pernah menerima beasiswa, karena organisasi ini merupakan orgnasasi nonprofit maka tidak ada gaji untuk para pengurusnya, mereka bekerja dengan suka rela sebagai bentuk balas budi karena telah memberikan pengalaman berharga saat mendapatkan beasiswa. Dari sudut strategi komunikasi, pesan yang disampaikan adalah mengenai program AFS yang diharapkan keikutsertaan dari segmentasi publik yang telah ditetapkan yaitu siswa SMA umur 15-16 tahun yang saat mendaftar masih duduk di kelas 1. Faktor penentu keberhasilan komunikasi pesan adalah ada peningkatan pendaftar dari tahun ke tahun. Strategi taktik juga tak lepas dari strategi maka dipilih media yang lekat dengan publik yaitu Kedaulatan Rakyat. Seperti telah disampaikan di awal bahwa AFS dalam melaksanakan programnya tidak sendiri tetapi juga melibatkan pihak-pihak berkompeten seperti Bina Antarbudaya yang visi misinya sama dengan AFS.

Implementasi
Program kehumasan AFS yang dijalankan saat ini hampir mencapai 100%. Setelah masa kepengurusan dimulai, sekitar awal Februari, AFS memulai publikasi lewat koran dan kunjungan langsung ke sekolah-sekolah. Untuk kemudian sekitar Maret 2008 ini, mulai mengirimkan publication package ke sekolah-sekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sekitar pertengahan maret seleksi tahab awal dimulai. Dan saat ini, seleksi tahab kedua sedang berjalan.
Untuk program internal PR, tim PR AFS merencanakan setelah keseluruhan seleksi selesai dan terpilih peraih beasiswa.
Implementasi atau pelaksanaan program di AFS berdasarkan visi misi organisasi tak lepas dari keadaaan lingkungan di dunia saat ini, pada lingkup kecil AFS melihat banyak keinginan generasi muda untuk belajar mengenai berbagai macam hal di negara lain.
Mengenai masalah jangkauan untuk menyosialisasikan program-program AFS diadakan tindakan baru berupa publication package berbentuk pembuatan buku mengenai AFS terutama pada sekolah-sekolah yang kurang dapat dijangkau untuk diadakan kunjungan.
Pelaksaana program di AFS tidak terlepas dari kehidupan publik ynag butuh suatu sarana untuk memperoleh pengalaman baru yang sangat bermanfaat dengan mengikuti program-program yang diadakan AFS.
Program AFS tidak berhenti pada suatu waktu tetapi selalu ada kelanjutan dengan berbagai variasi program dan materi-materi dalam pertukaran pelajar. Untuk memudahkan publik memperoleh informasi, AFS menyediakan layanan informasi dari berbagai bentuk, seperti di kolom surat pembaca Kedaulatan Rakyat, website, buku yang di beri di sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan maka kecil kemungkinan ada sekolah yang terlewati., kunjungan ke sekolah, dan lain-lain.

Evaluasi
Evaluasi program AFS selalu dilaksanakan setelah program terlaksana. Biasanya diawali dengan rapat umum seluruh pengurus cabang Yogyakarta kemudian laporan akan dikirim kepada pengurus pusat di Jakarta.
Menurut Lituhayu, sejauh ini ia melihat program PR yang dijalankan cukup berhasil. Terutama dalam hal menjaring peserta dari dalam kota maupun pedesaan. Keberhasilan program PR juga dapat dilihat dari membludaknya jumlah peserta yang mengikuti seleksi penerimaan beasiwa AFS dari 250 ke angka 650 peserta.
Ke depannya yang ingin diperbaiki adalah publikasi melalui media massa. Saat ini pihak AFS sendiri telah mengupayakan agar AFS mendapat kolom promosi tersendiri di Kedaulatan Rakyat atau koran-koran lokal lainya.


Analisis Mengenai Kegiatan PR
Perencanaan
Perencanaan di AFS antara masalah dengan tujuan sudah sesuai. Strategi tindakan nyatanya bermakna bagi masyarakat terutama segmentasi program yaitu siswa SMA kelas 1. Pencanangan program yang ada disertai publikasinya sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada berupa kesulitannya mengunjungi sekolah seluruh Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan ada program baru yang dicanangkan lebih memudahkan tersosialisainya program AFS. Kebutuhan sumber daya tidak terlalu sulit di peroleh karena seakan telah tersistem bahwa peserta pertukaran pelajar terdahulu akan mencari siapa yang calon peserta berikutnya dengan kata lain terlibat dalam kepengurusan. Dilihat dari sisi strategi komunikasi mengenai pesan yang disampaikan sudah dapat dikatakan berhasil atau pesan yang disampaikan dapat diterima oleh masyarakat, hal itu dapat dilihat dari respon pendaftar yang tidak pernah menurun, selain itu kualitas dan kuantitas pesan juga cukup seimbang sehingga tidak ada ketimpangan yang berarti, isi pesan sederhana tetapi mencakup informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kesesuaian pesan dalam pembentukan strategi dan taktik berbanding lurus dan sejalan. Pihak-pihak yang berkompeten tidak lepas dari perencanaan program agar lebih membantu dan melancarkan dalam pelaksanaan.
Penyusunan anggaran di AFS sebenarnya sudah ditetapkan tetapi juga berdasarkan dari poposal pengajuan dan presentasi yang dilakukan jadi ada penyesuaian anggaran.

Implementsi
Distribusi pesan yang dilakukan AFS sampai saat ini berlangsung baik, penyebarannya sesuai dengan segmentasi publik yaitu ke sekolah-sekolah seluruh Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pelaksanaan program AFS berdasarkan keinginan atau harapan publik terhadap organisasi yang sejalan dengan visi misi AFS, informasi yang didapat oleh publik juga tidak pernah ada yang tidak benar, semuanya dijelaskan secara jujur dan ditujukan kepda masyarakat untuk memberikan pelayanan penuh pada publik.
Masalah konteks program dalam pelaksanaan ini telah sesuai dengan lingkungan hanya saja kegiatan PR yang sesungguhnya belum dapat terlihat, karena tugas PR di sini hanya mempublikasi AFS dan program-programnya, padahal media massa hanya sebagai pelengkap atau pendukung kegiatan PR sedangkan di AFS itu merupakan tugas utama PR. Namun dukungan lingkungan sangat merespon baik dan ditindaklanjuti dengan keterlibatan partisipasi hanya saja bukan sebagi penyelenggra tetapi sebatas peserta.
Isi program yang dilakukan telah mempunyai relevansi dengan kehidupan publik, pesan yang disampaikan membawa manfaat bagi masyarakat dan sesuai dengan sistem nilai yang berkembang, karena manfaat yang diperoleh dari program AFS maka banyak yang mendaftarkan diri menjadi peserta beasiswa.
Kejelasan program mengenai pesan didesain sederhana dan mudah dipahami serta tidak ada kesalahpahaman yang terjadi antara AFS dan masyarakat. Pesan mudah diterima oleh masyarakat.
Kesinambungan dan konsisten program yang dijalankan sampai saat ini tidak pernah terputus jadi setuip tahun diadakan program pertukaran pelajar hanya materi dan tempat divariasikan agar tidak bosan dan membuat suasana baru. Meskipun mempunyai variasi tetapi alur yang berlangsung tidak pernah berada di luar program yang dtetapkan. Saluran komunikasi yang digunakan AFS seperti media massa lebih disesuaikan pada karakter kota Yogyakarta dengan koran Kedaulatan Rakyat-nya yang dianggap sangat dekat dengan masyarakat meskipun dapat diperoleh di luar Yogyakarta tetapi kedekatan dengan masyarakat luar Yogyakarta kurang sehingga sedikit kurang efektif.
Mengenai kemampuan publik dalam implementasi program dalam penyampaian pesan telah disesuaikan dengan karakter publik yang segmentasinya siswa SMA sehingga penyampaiannya selalu diusahakan dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Dan berbagai media penyampaian pesan diupayakan semaksimal mungkin agar informasi yang dperlukan masyarakat dapat dengan mudah diperoleh masyarakat.

Evaluasi
Meskipun pencapaian tujuan utama dengan hasil yang diperoleh mengenai perdamaain dunia tetapi paling tidak memberikan gambaran dan pelajaran bagi para peserta penerima beasiswa mengenai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan mereka yang patut untuk dijaga bersama-sama bukan untuk menjadi ajang permusuhan. Namun capaian hasil yang diperoleh atau target pendaftar telah terpenuhi bahkan sampai jauh diatas target yang ditentukan. Hal itu dapat terukur, terlihat dari jumlah peserta seleksi dari 250 melejit ke angka 650.
Dapat dikatakan citra AFS semakin baik melihat peminat semakin banyak dari tahun ke tahun.


No comments: